Senin, 14 Februari 2011

BELAJAR KECERDASAN EMOSI


Seri : Motivasi Belajar


Apa itu kecerdasan emosi? Menurut Wikipedia, Kecerdasan Emosi atau Emotional Intelligence (EI) menggambarkan kemampuan, kapasitas, keterampilan atau, dalam kasus EI sifat model, kemampuan diri, untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola emosi diri sendiri, orang lain, dan kelompok.
Mengapa begitu penting? Emosi berkaitan dengan keputusan dan tindakan. Jika emosi tidak dikelola dengan baik, masihkah berharap bahwa keputusan dan tindakan kita juga baik?
Dari berbagai literatur, saya menemukan ada 5 dasar kecerdasan emosional. Kelima dasar itu adalah
  1. Mengetahui perasaan Anda dan menggunakannya untuk membuat keputusan dalam hidup Anda.
  2. Mampu mengatur kehidupan emosional Anda tanpa dibajak oleh emosi-emosi negatif seperti depresi, marah, kebingungan, dan sebagainya.
  3. Bertahan dalam menghadapi kemunduran dan menyalurkan dorongan Anda untuk mengejar tujuan-tujuan Anda.
  4. Empati – membaca emosi orang lain tanpa mereka memberi tahu Anda apa yang mereka rasakan.
  5. Penanganan perasaan. Termasuk kemampuan membaca dan mengartikulasikan emosi yang tersirat
Lalu siapa teladan kita dalam hal kecerdasan emosi? Tentu saja, tiada lain dan tiada bukan, teladan kita adalah Rasulullah saw. Banyak literatur yang membahasnya, tetapi Al Quran dan Hadits-lah sumber rujukan utama kita.
Jika kita meneladani bagaimana cara Rasulullah saw berinteraksi dengan orang-orang sekitar beliau, dengan keluarga, bahkan dengan orang-orang yang menentang beliau, kita bisa petik bagaimana kecerdasan emosi beliau yang mengagumkan. Itulah praktek utama kecerdasan emosi.
Kunjungi web aslinya : www.motivasi-islami.com

Sabtu, 05 Februari 2011

Persen Penutupan Lamun


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan Rahmat dan karunia-Nyalah sehingga saya penulis dapat menyelesaikan Tugas Ekologi Perairan dengan judul Persen Penutupan Lamun.
Tak lupa pula rasa terima kasih kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah yang mana telah membantu memberikan pemahaman tentang pembuatan Tugas Makalah ini dan teman teman yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis mengarapkan agar Makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca sekalian guna memberikan informasi tentang kondisi persen penutupan lamun pada daerah x.
Tak ada gading yang tak retak. Peribahasa yang melambangkan sifat manusia yang tak pernah luput dari kealahan, Sehingga Penyusun menyadari bahwa dalam penyelesaian Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, terdapat banyak kekuran dan kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan.
Ambon, 04 Januari 2010
Penyusun
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR   ………………………………………………….. i
DAFTAR ISI   …………………………………………………………… ii

BAB  I            PENDAHULUAN
                        1.1   Latar Belakang ……………………………………... 01
BAB  II           DASAR TEORI
                        2.1   Ekosistem Padang Lamun …………………………. 03
BAB  III         PEMBAHASAN
                        3.1   Persen Penutupan dari Setiap Spesies                            
                                 a.  Kuadran Ke-1 ………………………………… 05
                                 b.  Kuadran Ke-2  ………………………………… 06
                                 c.  Kuadran Ke-3 ………………………………….. 07
                                 d.  Kuadran Ke-4  ………………………………… 08
                                 e.  Kuadran Ke-5  ………………………………… 09
                                 f.  Kuadran Ke-6  …………………………………. 10
                        3.2   Analis Hasil   ………………………………………. 11
BAB  IV         HASIL ANALISI
                        4.1.  Status Lamun   …………………………………….. 12
                        4.2.  Saran ………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA  ………………………………………………….. iii
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan yang mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, terdiri atas 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.791 km, memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, ikan, mamalia, reptilia, krustasea dan berbagai jenis moluska. Sumberdaya alam laut tersebut merupakan salah satu modal dasar yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan nasional. oleh karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan (Nybakken 1988).
Pada tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Menurut Bengen (2001) laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masa datang.
Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Menurut Nybakken (1988), biomassa padang lamun secara kasar berjumlah 700 g bahan kering/m2, sedangkan produktifitasnya adalah 700 g karbon/m2/hari. Oleh sebab itu padang lamun merupakan lingkungan laut dengan produktifitas tinggi.
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp,  Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema  sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).
Lamun, merupakan bagian dari beberapa ekosistem dari wilayah pesisir dan lautan perlu dilestarikan, memberikan kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan pada sektor lainya seperti pariwisata. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian khusus seperti halnya ekosistem lainnya dalam wilayah pesisir untuk mempertahankan kelestariannya melalui pengelolaan secara terpadu. Secara langsung dan tidak langsung memberikan manfaat untuk  meningkatkan perekonomian terutama bagi penduduk di wilayah pesisir.
BAB   II
DASAR TEORI
2.2.   Ekosistem Padang Lamun
http://mellanieamelia.files.wordpress.com/2010/04/a.jpg?w=300&h=198
            Lamun ( sea grass ) adalah Tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari Rhizome,daun dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta berbuku-buku. pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas,berdaun dan berbunga. Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut hingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus.
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut.Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang tinggi. Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, spawning ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang.
Meskipun padang lamun merupakan ekosistim yang penting namun pemanfaatan langsung tumbuhan lamun untuk kebutuhan manusia tidak banyak di lakukan. Beberapa jenis lamun dapat digunakan sebagai bahan makanan, samo-samo ( Enhalus acoroides) misalnya di manfaatkan bijinya oleh penduduk pulau-pulau seribu sebagai bahan makanan.
Adapun ancaman terhadap padang lamun, diantaranya sebagai berikut :
o   Pengerukan dan pengurugan dari aktivitas pembangunan (pemukiman pinggir  laut,pelabuhan,industri dan saluran navigasi).
o   Pencemaran limbah industri terutama logam berat dan senyawa organoklorin
o   Pencemaran minyak dan industri.

Ø  Upaya pelestarian Padang Lamun
1.      Mencegah terjadinya pengrusakan akibat pengerukan dan pengurugan kawasan lamun
2.      Mencegah terjadinya pengrusakan akibat kegiatan konstruksi di wilayah pesisir
3.      Mencegah terjadinya pembuangan limbah dari kegiatan industri, buangan termal serta  limbah pemukiman
4.      Mencegah terjadinya penangkapan ikan secara destruktif yang membahayakan lamun
5.      Memelihara salinitas perairan agar sesuai batas salinitas padang lamun
6.      Mencegah terjadinya pencemaran minyak di kawasan lamun
BAB III
PEMBAHASAN


3.1     Persen Penutupan dari setiap spesies

K1 Thalasia
0
1/TH
1/TH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1/TH
0
0
1/TH
0
0
2/TH
0

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)
5
75
0
75 × 0 = 0
4
37,5
0
37,5 × 0 = 0
3
18,75
0
18,75 × 0 = 0
2
9,38
1
9,38 × 1 = 9,38
1
3,13
4
3,13 × 4 = 12,52
0
0
20
0 × 20 = 0



  =    0 + 0 + 0 + 9,38 + 12,52 + 0
    
     =    
 
     =    0,876  




Kelas 2
4/EH
1/TH
2/TH
0
1/TH
0
3/TH
1/EH
1/TH
1/EH
3/TH
1/EH
2/TH
1/TH
1/EH
2/TH
3/EH
1/TH
2/EH
1/EH
1/TH
2/EH
1/EH
3/EH
4/EH
2/EH
4/TH
3/TH
4/EH
1/TH
3/TH
4/EH
2/EH


          K2  Enhalus  ( EH )                                             K2 Thalasia (TH )

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)
5
75
0
75 × 0= 0
5
75
0
75 × 0 = 0
4
37,5
4
37,5 × 4 = 150
4
37,5
1
37,5 × 1 = 37,5
3
18,75
2
18,75 ×2 = 37,5
3
18,75
4
18,75 × 4 = 75
2
9,38
4
9,38 × 4 = 37,52
2
9,38
4
9,38 × 4 = 37,52
1
3,13
6
3,13 ×6 = 18,78
1
3,13
6
3,13 × 6 = 18,78
0
0
2
0 × 2 = 0
0
0
10
0 × 2 = 0
JUMLAH
18
243,8
JUMLAH
17
18,78


  =   0 +  150 + 37,5 + 37,52 + 18,78 + 0
  
     =
 
     =   13,54    Buruk
  =  0 + 37,5 + 75 + 37,52 + 18,78 +0
  
      =   
      
      =   1,10              Buruk







Kelas 3
5/EH
4/TH
5/TH
3/EH
5/TH
3/TH
1/EH
3/TH
1/EH
4/TH
5/TH
4/TH
4/TH
2/EH
5/TH
2/EH
5/TH
2/EH
5/TH
1/EH
3/TH
2/EH
4/EH
5/TH
1/EH
3/TH
2/EH
5/TH
2/EH
1/TH
1/TH
2/EH
5/TH
2/EH
3/TH
3/TH
1/EH
1/TH
5/EH
3/TH


K3 Enhalus (EH)                                                          K3 Thalasia ( TH)
Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)
5
75
1
75 × 1 = 75
5
75
9
75 × 9 = 675
4
37,5
1
37,5 × 1 = 37,5
4
37,5
5
37,5 × 5= 187,5
3
18,75
1
18,75 × 1= 18,75
3
18,75
7
18,75 × 7= 131,25
2
9,38
8
9,38 × 8= 75,04
2
9,38
0
9,38 × 0= 0
1
3,13
5
3,13 × 5 = 15,65
1
3,13
3
3,13 × 3= 9,39
0
0
0
0 × 0 = 0
0
0
0
0 × 0= 0
JUMLAH
16
221,94
JUMLAH
24
1003,14



   =    75 + 37,5 + 18,75 + 75,04 + 15,65 + 0
     
      =     

      =     13,87    Buruk
     =   675 + 187,5 + 131,25 + 0 + 9,39 + 0

        =   
   
        =   41,79    Sedang







Kelas 4
0
3/TH
3/EH
1/TH
0
1/TH
0
0
1/EH
3/EH
1/TH
0
3/EH
1/TH
0
0
0
1/EH
0
0
0
1/EH
0
0
0
1/EH



K4 Enhalus ( EH )                                                         K4 Thalasia ( TH )
Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)
5
75
0
75 × 0= 0
5
75
0
75 × 0 = 0
4
37,5
0
37,5 × 0 = 0
4
37,5
0
37,5 × 0 = 0
3
18,75
3
18,75 × 3= 56,27
3
18,75
1
18,75 × 1= 18,75
2
9,38
0
9,38 × 0= 0
2
9,38
0
9,38 × 0= 0
1
3,13
8
3,13 × 8 = 25,04
1
3,13
4
3,13 × 4 = 12,52
0
0
14
0 × 14 = 0
0
0
14
0 × 14 = 0
JUMLAH
25
81,29
JUMLAH
19
31,27



     =    0 + 0 + 56,25 + 0 + 12,52 + 0
   
        =
 
        =    3,25    Buruk
∑ =    0 + 0 + 18,75 + 0 + 12,52 + 0

   =    

   =    1,64   Buruk







Kelas 5
1/TH
0
0
0
1/EH
2/TH
1/TH
2/EH
1/EH
1/TH
1/TH
2/TH
0
2/TH
0
1/TH
2/EH
1/TH
4/TH
5/TH
2/TH
3/TH
2/EH
1/TH
5/TH
3/TH
2/TH
2/TH



K5 Enhalus ( EH )                                                       K5 Thalasia (TH )
Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)
5
75
0
75 × 0 = 0
5
75
2
75 × 2=150
4
37,5
0
37,5 × 0 = 0
4
37,5
1
37,5 × 1 = 37,5
3
18,75
0
18,75 × 0= 0
3
18,75
2
18,75 × 2= 37,5
2
9,38
3
9,38 × 3= 28,14
2
9,38
6
9,38 × 6= 56,28
1
3,13
2
3,13 × 2= 6,26
1
3,13
7
3,13 × 7 = 21,91
0
0
5
0 × 5 = 0
0
0
5
0 × 5 = 0

10
34,4
JUMLAH
23
303,14



  = 0 + 0 + 0 + 28,14 + 6,26 + 0
  
     =
 
    = 3,44
    = 150 +37,5 + 37,5 + 56,28 + 21,91 + 0

        =
  
       = 13,18   Buruk







Kelas 6
2/EH
2/TH
2/EH
2/TH
3/TH
2/TH
3/EH
3/EH
1/TH
1/EH
3/TH
5/TH
2/TH
0
3/TH
3/TH
3/TH
3/TH
2/EH
1/EH
2/TH
1/EH
2/EH
1/EH
2/TH
0
0
2/TH
5/EH




K6  Enhalus (EH )                                                  K6  Thalasia ( TH )

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)

Kelas
% Tengah Kelas (mi)
fi
( mi × fi)
5
75
1
75 × 1 = 75
5
75
1
75 × 1 = 75
4
37,5
0
37,5 × 0 = 0
4
37,5
0
37,5 × 0 = 0
3
18,75
2
18,75 ×2 = 37,5
3
18,75
6
18,75 × 6 = 112,5
2
9,38
4
9,38 × 4 = 37,52
2
9,38
7
9,38 × 7 = 65,66
1
3,13
4
3,13 × 4 = 12,52
1
3,13
1
3,13 × 1 = 3,13
0
0
14
0 × 14 = 0
0
0
3
0 × 3 = 0
JUMLAH
14
200,04
JUMLAH
18
256,29



  = 75 + 0 + 37,5 + 37,52 + 12,52 + 0
 
      =
 
      =  14,28
   = 75 + 0 + 112,5 + 65,66 + 3, 13 + 0

       =
 
       = 14,23





3.2    Analisis Hasil

A. Persen Penutupan Dari Setiap Species Lamun Pada k1 – k6  pada wilayah X antara lain sebagai berikut :
Untuk Lamun Thalasia ( TH )

Thalasia
∑ F1      =  126

∑ Mi . Fi   =  1634,57
       
            C    = 
              
                  = 
                
                  =  0,4758907
Buruk untuk kategori spesies TH


B. Persen Penutupan Dari Setiap Species Lamun Pada k2 – k6  pada wilayah X antara lain sebagai berikut :
Untuk Lamun Enhalus ( EH )

Enhalus
∑ F1      =  87

∑ Mi . Fi   =  781,47
       
            C    = 
              
                  = 
                
                  =  9,41
Buruk untuk kategori spesies EH


BAB  IV
HASIL ANALISIS

4.1.   Status Lamun

Pada spesis lamun Thalasia (TH) dalam kotak pengamatan dalam jumlah keseluruhan pada k2-k6  dengan nilai 0,4758907. Hasil status Lamunnya buruk. Karena banyaknya substrat yang tidak terisi lamun, di mana terjadinya pencemaran (limbah pabrik) yang mencemari wilayah pertumbuhan lamun. Dan adanya aktifitas masyarakat pesisir melakukan penangkapan (melaut) yang memanfaatkan buah lamun sehingga lamun tersebut mati karena ulah manusia. Sedimen yang terhantar oleh aliran sungai langsung ke laut sehingga menutupi daun lamun yang menghambat proses fotosintesis pada lamun dan bedampak pada kehidupan lamun.

Dan spesis lamun Enhalus (EH) dalam kotak pengamatan dalam jumlah keseluruhan pada k2-k6  dengan nilai 9,41 hasil statusnya buruk, karena banyaknya substrat yang tidak terisi lamun di mana terjadinya pencemaran (limbah pabrik) yang mencemari wilayah pertumbuhan lamun. Dan adanya aktifitas masyarakat pesisir melakukan penangkapan (melaut) yang memanfaatkan buah lamun sehingga lamun tersebut mati karena ulah manusia. Sedimen yang terhantar oleh aliran sungai langsung ke laut sehingga menutupi daun lamun yang menghambat proses fotosintesis pada lamun dan bedampak pada kehidupan lamun.
4.2.   Saran

Oleh sebap itu guna mencapai pemanfaatan secara berkelanjujan untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap Sumberdaya Alam dan jasa jasa lingkungan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan, maka di perlukan pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan yang berpusat pada masyarakat dan di lakukan secara terpadu dengan memperhatikan dua aspek kebijakan, yaitu Aspek Ekonomi dan Aspek Ekologi.

Halini di kenal dengan pegelolaan sumberdaya pesisir terpadu berbasis masyarakat (Zamani dan  darmawan 2000). Di samping itu juga di perlukan upaya peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat umumnya dan khususnya penduduk yang mendomisili wilayah pesisir terhadappentingnya sumberdaya alam dalam menunjang kehidupan saat ini dan generasi mendatang (Dahurui et al., 2001)




DAFTAR PUSTAKA


www.scribd.com/.../Makalah-Ekologi-Perairan-Padang-Lamun
http://mangrovedumai.blogspot.com