Minggu, 24 April 2011

RANCANGAN PENELITIAN STEK AKAR SUKUN


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Tanaman sukun terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, dan dikenal dengan berbagai nama seperti, Suune (Ambon), Amo (Maluku Utara), Kamandi, Urknem atau Beitu (Papua), Karara (Bima, Sumba dan Flores), Susu Aek (Rote), Naunu (Timor), Hatopul (Batak), Baka atau Bakara (Sulawesi Selatan), dll. Nama lain sukun di berbagai negara yaitu : Breadfruit (English); Fruit a Pain (French); Fruta Pao, Pao de Massa (Portuguese); Broodvrucht, Broodboom (Holland); dan Ulu (Hawai). Tanaman sukun mempunyai beberapa nama ilmiah yang sering digunakan, yaitu Artocarpus communis Forst, Artocarpus Incisa Linn, atau Artocarpus Altilis.
Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna putih agak krem, teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan memiliki aroma yang spesifik. Berat buah sukun dapat mencapat 1 kg per buah.
Pembentukan buah sukun tidak didahului dengan proses pembuahan bakal biji (parthenocarphy), maka buah sukun tidak memiliki biji. Buah sukun akan menjadi tua setelah tiga bulan sejak munculnya bunga betina. Buah yang muncul awal akan menjadi tua lebih dahulu, kemudian diikuti oleh buah berikutnya.
Tanaman sukun dapat tumbuh dan dibudidayakan pada berbagai jenis tanah mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih 600 m dari permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit maupun curah hujan yang tinggi antara 80 - 100 inchi per pertahun dengan kelembaban 60 - 80%, namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak mendapat penyinaran matahari. Tanaman sukun tumbuh baik di tempat yang lembab panas, dengan temperatur antara 15 - 38 °C



Klasifikasi tanaman sukun dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus altilis Fosb

B.       Permasalahan
Sukun umumnya triploid (3n +84) dan tidak berbiji walaupun sebenarnya adapula varietas yang diploid (2n=56) Untuk pengadaan bibit sukun secara besar-besaran dalam waktu singkat perlu dikembangkan teknik kultur jaringan yang dapat memproduksi bibit klonal unggul yang seragam, bersih dari hama penyakit dalam jumlah banyak secara berkesinambungan dan tidak tergantung pada musim.

C.      Tujuan dan Hipotesa
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknik perbanyakan tanaman sukun yang efektif dan sebagai penyediaan bibit dalam jumlah besar secara berkesinambungan.
Melalui penerapan teknik kultur tunas, kultur akar, stek akar dan stek cabang dapat dihasilkan bibit sukun berkualitas yang seragam secara cepat dan berkesinambungan. Dengan demikian penyediaan bahan baku daun sukun yang terstandardisasi menjadi lebih terjamin.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Lokasi & Waktu Penelitian
Penelitian ini di rencanakan akan dilaksanakan di Dusun Wara Sia Desa Batu Merah pada minggu terakhir bulan April selama 3 bulan.

B.       Bahan & ALat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
-          Stek Akar Sukun berukuran 10 – 15 cm dengan diameter rata-rata 1-2 cm.
-          Media Tanah
-          Pasir
-          ZPT Atonic
-          Polibek
-          Pupuk kandang Satu Karung
-          Pupuk Urea

Sedangkan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.      Parang
2.      Skop kecil
3.      Tali Arafiah
4.      Karton Manila
5.      Kayu
6.      Ember
7.      Karung
8.      Botol Penyemprot
9.      Gelas Ukur
10.  Alat tulis menulis
11.  Alat Ukur
12.  Kalkulator
13.  Komputer




C.      Metode Penelitian
a.                Rancangan yang di pakai
Karena peneilitian ini di rencanakan akan di lakukan di luar ruangan (tingkat kondisi lingkungan tidak  homogen/heterogen) maka rancangan lingkungan yang kita ambil adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok).

b.                Perlakuan
Pada penelitian ini perlakuan yang kita pakai adalah ZPT Atonic. Perlakuan Atonic di dalam penelitian ini di rancangkan sebagai berikut  :
Atonik (A)
A0  =  0 ml / 1 Liter Air                              Tanpa aplikasi Atonik (kontrol)
A1  =  0,05 ml /  1 Liter Air
A2  =  0,10 ml /  1 Liter Air                        Mengunakan aplikasi Atonik
A3  =  0,15 ml /  1 Liter Air

c.                Ulangan
Penelitian ini mengunakan eksperimen polibet dengan  4 perlakuan yang di ulang sebanyak 3 kali ulangan, maka  :
4 x 3  =  12 satuan percobaan, dan setiap unit percobaan terdapat 6 stek sehingga kebutuhan stek  ==>  12 x 6 =  72 stek

d.           Pengacakan
Pengacakan di lakukan seara terpisah untuk setipa kelompok karena dalam RAK pelakuan harus muncul 1 kali dalam setiap ulangan.  dan dilakukan denagan cara di undi. Kemudian Pengacakan dilakukan sesuai dengan hasil undi.
Blok                I                      II                       III                                    Unit Percobaan
                     A2                   A3                      A0                                   
                     A0                   A1                      A2
                     A1                   A2                      A3
                     A3                   A0                      A1

e.            Cara Pemberian Atonik
Atonik di berikan dengan dua cara yaitu   :
1.      Perendaman Stek sebelum penanaman selama 2 – 3 hari
2.      Cara penyemprotan dengan larutan hormone encer dilakukan. Dan waktu pemberian dilakukan setelah penanaman dan seminggu setelah penanaman ( 6 hari sekali).

D.      Perlakuan Praktikum

a.       Penyiapan Media
Media tanah sebelum di masukan dalam 72 folbet di campur dengan pasir dengan perbandingan 1 : 1 dan kemudian di tambah pupuk kandang dengan dosis 1 : ½ (tanah 1 karung : pupuk kandang ½ karung). Kemudian di masukan ke dalam folbet yang telah di sediakan menjadi 72 folbet yang terisi media.


b.      Tata Letak Percobaan
-          Membuat petak ulangan
Lahan yang telah tersedia kemudian di bagi menjadi 3 blok dengan jarak kiri kanan 20 cm dan setiap Blok kemudian di bagi lagi menjadi 4 petak sesuai dengan perlakuan dan ukuran petak , kemudian di beri lebel perblok.

-          Menempatkan unit percobaan
Unit percobaan kemudian di letakan sesuai dengan pengacakan yang telah di lakukan pada tahap Metode Penelitian d. Pengacakan. Pengacakan di lakukan seara terpisah untuk setipa kelompok karena dalam RAK pelakuan harus muncul 1 kali dalam setiap ulangan.

Dan di dalam satuan percobaan jarak antara stek 5 cm dan di beri lebel unit percobaan sesuai pengacakan.

Blok                I                      II                       III                                    Unit Percobaan
                     A2                   A3                      A0                                   
                     A0                   A1                      A2
                     A1                   A2                      A3             Jarak stek 5 cm
                     A3                   A0                      A1             
                                                                           Jarak Unit percobaan 20 cm


c.       Membuat Perlakuan

Pada perlakuan :
-          A0  =>  Tidak digunakan ZPT Atonik hanya mengunakan air tanpa campuran (control).
-          A1   =>   Atonik di ambil 0,05 ml di campurkan dengan 1 Liter Air.
-          A2   =>   Atonik di ambil 0,10 ml di campurkan dengan 1 Liter Air.
-          A3   =>   Atonik di ambil 0,15 ml di campurkan dengan 1 Liter Air.

E.       Penanaman

Setelah folbet telah terisi dengan media yang telah di campur denga pupuk kandang dan stek yang di rendam di angkat untuk di tancapkan  pada masing- masing 72 folbet yang ada dengan sesuai perlakuan dan Posisi stek di tanaman tegak dengan kedalaman penanaman sekitar setengah bagian dari panjang stek.

F.       Pemeliharaan

Pada tahap ini semua unit percobaan di lakukan pemeliharaan terhadap gulma yaitu perbersihan/pencabutan terhadap gulma yang tumbuh. Dan setiap seminggu sekali pula di berikan pupuk Urea (CO(NH2)2) dengan dosis 1 kg lalu larutkan dalam 100 liter air yang sama untuk semua unit percoban.

Penyiraman rutin harus dilakukan untuk mencegah kekeringan. Intensitas penyiraman dilakukan minimal 2 kali sehari yaitu pagi (jam 08.00-10.00) dan sore (jam 14.00-16.00).

G.      Pengamatan
Yang di amati adalah   :
-          Diameter Akar  =>  akar di ambil dan di di buat dalam bentuk lingkaran dari keseluruhan akar. Kemudian di tarik jari-jarinya dan dihitung dengan rumus Diameter :
d = 2 × r
Dimana  D  =  Diameter
               R  =  Jari-jari

Cara pengambilan sampel dari setiap unit percobaan adalah 10 stek di undi dan di ambil 3 untuk menjadi samper dan hasil dari masing-masing hasil diameter akar stek di jumlahkan dan di bagi dengan 3 jumlah stek yang di jadikan sampel.

Kemudian di jadikan data dari masing-masing unit percobaan.
Diameter akar unit percobaan  =  DX1 + DX2 + DX3 / 3

Dik :  DX1 = diameter sampel pengacakan 1
          DX2 = diameter sampel pengacakan 2
          DX3 = diameter sampel pengacakan 3

-          Jumlah Daun =>  daun di hitung dari keseluruhan jumlah daun yang ada.   Cara pengambilan sampel dari setiap unit percobaan adalah 10 stek di undi dan di ambil 3 untuk menjadi sampel. hasil dari masing-masing sampel (X1, X2, dan X3) di jumlahkan dan di bagi dengan 3 jumlah stek yang di jadikan sampel.
Jumlah daun unit percobaan  =  DX1 + DX2 + DX3 / 3

Dik :  DX1 = hasil jumlah daun sampel pengacakan 1
          DX2 = hasil jumlah daun sampel pengacakan 2
          DX3 = hasil jumlah daun sampel pengacakan 3



H.      Analisis Data

Data penelitian kemudian di masukan ke dalam tabel dan di analisis dengan mengunakan Rancangan Acaa Kelpok.
Perlakuan
Kelompok
Total Perlakuan
(Yi.)
I
II
II
Kontrol
A2
A3
A0

A1
A0
A1
A2

A2
A1
A2
A3

A3
A3
A0
A1

Total kelompok (Y.j)



Y.. = ….

Model  umum matematika untuk R.A.K. :
                                                               
 
Di mana  :
Yij     =   Nilai pengamatan pada Perlakuan ke i kelompok ke j
=   Nilai tengah umum
זi        =   Pengaruh Perlakuan ke i
Βj       =   Pengaruh kelompok ke j
Εij      =   Pengaruh acak pada  perlakuan ke i kelompok ke j
      dimana i =1,2,…,t dan j = 1,2,…,r
Asumsi:

Pengaruh Perlakuan Tetap
Pengaruh perlakuan acak


Hipotesis:
Hipotesis yang akan di uji
Pengaruh perlakuan tetap
Pengaruh perlakuan acak
H0



H1
Semua τi = 0
(i = 1, 2, …, t)


Tidak semua τi = 0
(i = 1, 2, …, t)
στ2 = 0
(tidak ada keragaman dalam populasi perlakuan

στ2 > 0
(ada keragaman dalam populasi perlakuan)

Analisis Ragam
Parameter
Penduga
μ
βij
τi
εi

Refresentasi data dari model linier Yij = μ + τi + βj + εij adalah sebagai berikut:
Keragaman totalnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Sehingga persamaan Jumlah kuadratnya menjadi:
Atau: JKT = JKK + JKP + JKG.
Jadi,
Jumlah kuadrat total (JKT) = Jumlah kuadrat kelompok (JKK) + Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) + Jumlah kuadrat galat (JKG)




FK
JKT
JKK
JKP
JKG

Tabel analisis ragam bagi rancangan acak kelompok lengkap dengan pengaruh kelompok tetap adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok Lengkap Dengan Pengaruh Kelompok Tetap
    S.K.
d.b.
   J.K.
   K.T.
   F hitung
     F tabel
 0,05      0,01
Kelompok
Perlakuan
Galat
   5
   3
 15
  J.K.K.
  J.K.P.
  J.K.G.
  K.T.K
  K.T.P
  K.T.G
 KTK / KTG
 KTP / KTG


Total
 23
  J.K.T.


Statistik uji yang digunakan untuk pengujian di atas adalah:
dengan kaidah keputusan pada taraf nyata α sebagai berikut :
Apabila terima H0 dan sebaliknya tolak H0. Fα adalah nilai F yang luas di sebelah kanannya sebesar α.
Adakalanya kita ingin menguji pengaruh kelompok, tetapi biasanya perlakuanlah yang menjadi perhatian utama , pengelompokan dilakukan sebagai alat untuk mereduksi keragaman galat percobaan.
Hipotesis untuk menguji pengaruh kelompok :
  • H0 : Semua βj = 0
  • H1 : Tidak semua βj = 0
Statistik uji untuk pengujian pengaruh kelompok tersebut adalah dengan keputusan tolak H0 apabila dan sebaliknya.
Galat Baku
Galat baku (Standar error) untuk perbedaan di antara rata-rata perlakuan dihitung dengan formula berikut:

Kesimpulan
Jika Fhitung (…) ≤ f Ftabel  maka kita gagal untuk menolak H0: μ1 = μ2 = μ3 pada taraf kepercayaan 95%. Artinya tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati.
Jika Fhitung (…) ≥  f Ftabel maka kita menolak H0: μ1 = μ2 = μ3 pada taraf kepercayaan 99%. Artinya ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati.
Keterangan:
Biasanya, tanda tidak nyata (tn) diberikan, apabila nilai F-hitung lebih kecil dari F(0.05), tanda bintang satu (*) diberikan, apabila nilai F-hitung lebih besar dari F(0.05) dan tanda bintang dua (**) diberikan apabila nilai F-hitung lebih besar dari F(0.01)

Kemudian apabila terdapat perbedaan pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati/ analisis ragam minimal berpengaruh nyata., maka kita kan menguji dengan Uji Beda nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perlakuan yang berpengaruh nyata. Maka di lakukan Uji BNJ.

BNJ   =